Minggu, 25 Oktober 2009

PARTISIPASI POSYANDU




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam program penurunan angka kesakitan dan kematian pada anak bayi dan balita adalah dengan pemeliharaan kesehatannya. Oleh karena itu denagn adanya undang-undang mengenaui kesehatan yaitu UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU no.23 tahun 1992 mengenai investasi kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan dan berpengaruh terhadap kualitas hidup sumberdaya manusia dan menjadi pedoman bahwa kesehatan adalah hak azasi.
Sejak terjadinya kris ekonomi, kegiatan posyandu juga ikut menurun. Oleh karena itu untuk meningkatkan kegiatan posyandu kembali diterbitkan surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 tentyang Revitalisasi Posyandu. Dan setelah adanya otonomi daerah dan disentralisasi kegiatan, maka ditetapkan peraturtan baru yaitu Surat edarabn Menteri Dalam Negeri 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan Wlikota/Bupati di seluruh Indonesia yang merupakan pembaharuan surat edaran Menteri Dalam Negeri yang telah lalu.
Dengan dirancangnya Posyandu tahun 1986 berbagai hasil telah dicapai Angka kematian ibu dan angka kematian byimenurun dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia meningkat secara bermakna. Jika tahun 1995 Angka kematian Ibu (AKI) 373/ 100.000 dan Angka Kematian Bayi (AKB) 60/1000 sementara pada tahun 2003 AKI 307/ 100.000 dan AKB 37/ 1000 (SDKI,2003). Sementara harapan hidup rata-rata meningkat dari 63 tahun menjadi 66 tahun.
Dengan adanya surat edaran dari Menteri dalam Negeri diharapkan kegiatan Posyandu dapat kembali dilaksanakan dan dapat berjalan maksimal, sehingga angka kesakitan dan kematian anak balita dapat dsiturunkan dan kesehatan balita dapat terpantau dan terlayani dengan adanya kegiatan posyandu tersebut.posyandu yang dilaksanakan mendatang diharapkan dapat dijadikan acuan bersama masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan permenuhan gizi pada balita.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal per tahun atau 430 bayi per hari.Sedangkan angka kematian balita (Akaba), kata Candra, yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya. Bila dirincikan, kematian balita ini mencapai 206.580 balita per tahun, dan 569 balita per hari.
Ditambahkan dari hasil penelitian itu, beberapa penyebab kematian bayi dikarenakan berat badan lahir rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian minuman.Dalam Millenium Developmen Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Sedangkan Akaba ditargetkan menjadi 23 per 1000 balita."Untuk menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak.
Namun kualitas Posyandu belum maksimal, hasil analisis profil Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menunjukkan peningkatan tingkat perkembangan posyandu. Jika pada tahun 2001 44,2 % Posyandu Pratama, 34,7% Posyandu madya, 18,0 % Posyandu Purnama dan 3,1 % posyandu mandiri. Pada tahun 2004 33,6%posyandu pratama, 39,86% posyandu madya, 23,62% posyandu purnama dan 2,91% posyandu mandiri. Dengan adanya survei tersebut dapat menjadi acuan agar posyandu dapat ditingkatkan dandikembangkan dalam pelayanannya.
Saat ini posyandu menjadi program wajib di setiap desa, sehingga kesehatan bayi, balita dan ibu hamil dapat terpantau. Oleh karena itu kegiatan posyandu harus memberikan pelayanan kesehatan balita yang menyeluruh dan terpadu. Kegiatan posyandu harus didampingi oleh bidan dan tenagha kesehatan sehingga dapat terpantau tingkat kesehatan di posyandu tersebut.



B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menyangkut tentang kegiatan posyandu tersebut, maka didapat rumusan masalah yaitu “Kegiatan apa sajakah yang dilaksanakan di posyandu Kencana Mulya dan termasuk dalam jenis posyandu apakah posyandu tersebut?”

C. Tujuan
Adapun tujuan penulis menyusun laporan dalam partisipasi kegioatan di posyandu Kencana Mulya disini adalah:
1. Untuk mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan di posyandu. Dalam hal ini Posyandu Kencana Mulya di Besole Yogyakrta.
2. Untuk mengetahui standar minimal yang diterapkan agar menjadi posyandu yang baik.
3. Untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat untuk datang ke posyandu.
4. Sebagai modal penyusun sebagai calon bidan dalam rangka menciptakan Indonesia Sehat 2010.

D. Manfaat
1. Penulis dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan di posyandu Kencana Mulya.
2. Penulis dapat mengetahui standar minimal posyandu yang harus ada.
3. Penulis dapat mengetahui seberapa banyak masyarakat yang berpartisipasi di posyandu.
4. Dapat menumbuhkan tekad penulis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehat

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Sejarah Posyandu
Untuk mempercepat terwujudnya manusia yang sehat yang tercantum dalam UUD 1945 departement Kesehatan menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dengan prinsip gotong-royong dan swadaya masyarakat dengan tujuan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri. Diperkenalkannya PKMD tahun 1975 mendahului kesepakatan Internasional dengan konsep yang sama yaitu Primary Health Care (PHC) yyang tercantum dalam Alma Atta 1978 yang pertama kali diadakan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kegiatan PKMD antara lain perbaikan gizi, ppenanganan diare, pengobatan masyarakat, dan Imunisasi.
Perkembangan upaya kesehatan dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat yang seperti Instruksi bersama Menteri Kesehatan, kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri. Mengintegrasikan kegiatan yang ada dalam masyarakat kedalam wadah yang disebut Posyand (Pusat Pelayanan terpadu). Kegiatan posyandu meliputi menutunkan AKI dan AKB, GOBY-3F ( Growth Monitory, Oral Rehydration, Family planning dan Food supplement)
Posyandu (Pusat Pelayanan Terpadu) adalah wahana kegiatan masyarakatantara keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa yang melaksanakan lima program prioritas yaitu KB, Gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare. Posyandu juga suatu forum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
Pengertian posyandu menurut proses adalah salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan denagn menciptakan kemampuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Posyandu sesuai denagn pelayanan kesehatan adalah forum yang menjembatani alih tekhnologi dan alih kelola kepada masyarakat untuk upaya kesehatan yang optimal dan profesional sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat.
Posyandu dapat dikembangkan menjadi investasi pengembangan sumber daya masyarakat yang dilaksanakan secara merata. Penyelenggaraan posyandu sebaiknya dikelola masyarakat dan untuk masyarakat. Tetapi tidak meninggalkan pengawasan dari bidan atau tenaga kesehatan terkait. Penyelenggaraan setiap daerah dapat disesuaikan dan sesuai kebutuhan, karena sudah adanya otonomi daerah yang dapat dilakukan oleh posyandu setempat.
Posyandu bertujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, balita dan masyarakat. Dalam posyandu terdapat berbagai macam program yang dilaksanakan seperti: Imunisasi, pemeriksaan Kesehatan balita setiap Bulannya, Keluarga Berencana, Pemantauan Gizi Balita, dan Penanggulanagn diare
Tingkat kemajuan posyandu tergantung dari partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola posyandu. Selain itu kegiatan- kegiatyan yang dilakukan setiap bulannya. Dan tingkatan posyandu tergantung beberapa hal, seperti dalam tabel dibawah ini.

Tabel I: TELAAH KEMANDIRIAN POSYANDU
NO INDIKATOR P.PRATAMA P.MADYA P. PURNAMA P.MANDIRI
1 Frekuensi Penimbangan < 8x / tahun > 8x/ tahun > 8x / tahun > 8x / tahun
2 Jumlah kader yang bertugas pada hari H <5orang /bulan >5orang /bulan >5orang /bulan >5orang /bulan
3 Cakupan D/S <50% <50% >50% >50%
4 Cakupan Imunisasi <50% <50% >50% >50%
5 Cakupan KI <50% <50% >50% >50%
6 Cakupan KB efektif <50% <50% >50% >50%
7 Penambahan program: PJB, P2M,dll - - + +
8 Dana sehat _ _ <50% >50%

Hasil telaah kemandirian Posyandu:
1. Posyandu Pratama : Latihan kader ulang
2. Postandu Madya : Pelatihan tokoh masyarakat, pelatihan penambahan program.
3. Posyandu Purnama : Pelatihan tokoh masyarakat, pelatihan penambahan program, pendidikan PKMD.
4. Posyandu Mandiri : pembinaan dana sehat/ PJKM

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
5. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang Revitalisasi Posyandu.
6. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.




C. Tujuan Posyandu
Menurut Depkes, tujuan diselenggarkannya posyandu adalah:
1. Mempercepat angka penurunan kematian bayi, anak bailta dan angka kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.
4. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informmasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.
5. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama dalam penurunan AKI dan AKB.
6. Sebagai wadah mensosialisasikan pola komunikasi pengasuhan anak dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
7. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
8. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.

D. Sasaran
Sasaran pelayanan posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan usia subur (PUS)
5. Orang tua (bayi dan balita)

E. Fungsi
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam menurunkan AKI dan AKB.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar dan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.


F. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan dalam mendapatkan informasi dan pelayanan dasar dalam menurunkan AKI dan AKB.
b. Memperoleh bantuan secara professional dalam keehatan masyarakat.
c. Efisien dalam mendapatkan pelayanan terpadu dalam kesehatan dan sektor lain.
2. Bagi kader, pengurus Posyandu
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.


3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Dapat lebih spesifik dalam membantu masyarakat dalam memecahkan masalahnya.
c. Meningkatkan eksistensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan kesehatan secara terpadu.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masaah dalam penurunan AKI dan AKB.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu.

G. Kegiatan
Kegiatan posyandu (Panca Krida posyandu):
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
Kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu):
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan diare
6. Sanitasi dasar
7. Penyediaan obat esensial

H. Langkah
1. Pendekatan Internal (Penyiapan Petugas)
Untuk mempersiapkan petugas sehingga bersedia dan mengelola posyandu. Pimopinan puskesmas harus memberikan motivasi dan ketrampilan petugas.
2. Pendekatan Eksternal
Untuk mempersiapkan masyarakat dan tokoh masyarakat sehingga bersediamendukung penyelenggaraan posyandu. Diperlukan pendekatan tokoh masyarkat di daerah setempat. Dukungan meliputi dukungan moril dan mateiil.
3. Survei Mawas Diri (SDM)
Untuk menimbukan rasa memiliki masyarakat melalui pertemuan masalah yang dihadap serta potensi yang dimiliki. SDM dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dengann bimbingan Puskesmas, Pemerintah desa dan Konsil masyarakat.
4. Musyawarah Masyarakat Desa
Untuk mendukung Posyandu dilakukan konsil masyarakat, peserta adalah masyarakat setempat dan materi adalah hasil SDM dan data kesehatan.

I. Pembentukan
Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
1. Pos penimbangan balita
2. Pos imunisasi
3. Pos keluarga berencana
4. Pos kesehatan
5. Pos lain yang dibentuk baru
Pembentukan dan penyelenggaraan posyandu adalah:
1. Pemilihan pengurus dan kader posyandu melalui pertemuan khusus dengan para tokoh masyarakat dan anggota masyarakat yang terpilih.
2. Orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu sebelum melaksanakan tugas, kader dan pengurus diberikan orientasi dan pelatihan .
3. Pembentukan dan peresmian posyandu, pengurus dan kader yang telah di oerientasi dan pelatoihan harus mengorganisasikan diri di Posyandu.
4. Penyelenggaraan dan pemantauan Kegiatan Posyandu, kegiatan posyandu secara rutin diperiksa oleh Puskesmas.

J. Persyaratan
1. Disesuaikan denagn kemampuan petugas.
2. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita yang terdiri dari 120 kepala keluarga. Sedangkan posyandu yang ideal melayani 100 balita/700 kepala keluarga.
3. Jarak antara kelompok rumsh, kepala keluarga dalam suatu tempat tidak terlalu jauh.



K. Kedudukan
1. Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintah desa
Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang secara kelembagaan di bina untuk pemerintah desa atau kelurahan.
2. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja Posyandu
Sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek asministrasi keuangan.
3. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM
Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, pemerintah kelurahan yang bergerak dalam bidang kesehatan sebagia mitra.
4. Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan
Sebagai satuan organisasi yang medapat arahan dan dukungan sumber daya dari masyarakat.
5. Kedudukan posyandu terhadap Puskesmas
Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara medis di bina oleh Puskesmas.

L. Pengorganisasian
Struktur organisasi posyandu ditetepkan oleh masyarakat itu sendiri dan bersifat fleksibel dapat dikembangkan sesuai keadaan, masalah dan sumber daya. Struktur minimal posyandu di kelola oleh ketua, sekretaris, bendahara, dan kader posyandu yang merangkar sebagai anggota. Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat yang memiliki tgas dan tanggung jawab masing-masing.


M. Pengelolaan Posyandu
Dipilih masyarakat pada musyawarah pembentukan posyandu, criteria pengelola posyandu adalah
1. Diutamakan berasl dari dermawan dan tokoh masyarakat
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja ecara sukarela bersama masyarakat.

N. Alasan Pendirian Posyandu
1. Posyandu dari masyarakat. Oleh masyarakat dan untuk masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap posyandu yang diselenggarakan masyarakat.
2. Posyandu menjalankan pelayanan kesehatan khususnya pencegahan penyakit dan pelayanan KB.
3. Posyandu merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat.

O. Penyelenggaraan
1. Pelaksanaan kegiatan
2. Adanya anggota masyarakat yang dilatih menjadi kader kesehatan setempat yang dibimbing puskesmas.
3. Pengelola posyandu
4. Adanya pengurus yang dibentuk RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada diwilayah tersebut.
5. Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan atau pos yang baru

P. Lokasi
1. Berada ditempat yang mudah didatangi masyarakat
2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3. Dapat merupakan lokal itu sendiri
4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
Pelayanan Kesehatan yang dijalankan:;
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a. Penimbangan bulanan
b. Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang
c. Imunisasi bayi 3-14 bulan.
d. Pemberian oralit untuk mengurangi diare
e. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2. Pemeliharaan kesehatanibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
a. Pemeliharaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
d. Imunisasi TT bagi ibu hamil
e. Penyuluhan kesehatan dan KB
f. Pemberian alat kontrasepsi KB
g. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i. Pertolongan pertama pada kecelakaan.


Q. Kader Posyandu
Didalam pengurus posyandu terdiri oleh anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk penyelenggaraan kegiatan posyandu. Kader posyandu menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela. Dengan kriteria :
1. Diutamakan dari anggota masyarakat
2. Dapat baca dan tulis huruf latin
3. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak.
4. Bersedia bekerja secara sukarela.

Tugas kader pada hari buka posyandu adalah:
1. Menyiapkan tempat, peralatan, sarana dan prasarana posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran penunjang ibu.
3. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu.
4. Mencatat hasil pemeriksaan pada KIA/ KMS
5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gii sesuai hasil penimbangan dan pemberian makanan tambahan(PMT)



Tugas kader pada luar hari buka posyandu adalah:
1. Mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu
2. Membuat grafik SDKN
3. Melaksanakan tindaklanjut tertentu (sasaran tidak langsung dan sasaran penyuluhan lanjutan)

H. Petugas Puskesmas
Petugas Puskesmas memiliki tugas :
1. Membimbibg kader posyandu
2. Menyelenggarakan system 5 mejaMenyelenggarakan penyuluhan KB dan gizi
3. Menganalisa hasil kesehatan posyandu dan melaporkan hasilnya.

I. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil posyandu yaitu dengan format system Informasi Posyandu(SIP), yaitu dengan format sebagai berikut:
1. Format I : catatan kelahiran, krematian, bayi, ibu hamil dan kematian ibu.
2. Format II : registrasi bayi dan balita.
3. Format III : registrasi anita usia subur dan pasangan usia subur.
4. Format IV : registrasi ibu hamil
5. Format V : data hasil kegiatan posyandu hari H.

Pelaporan kegiatan posyandu, yaitu dengan :
1. Kader tidak wajib melaporkan hasil kegiatan posyandu pada puskesmas.
2. Puskesmas menunjuk petugas yang bertanggung jawab mengembil data hasil kegiatan posyandu.


J. Pembinaan Posyandu
1. Bentuk Pembinaan
a. Rapat koordinasi berkala Pokja Posyandu
b. Kunjungan bimbingan dan fasilitas
c. Menghadiri rapat
d. Beri penghargaan pada pengurus dan kader posyandu berprestasi.

2. Pengorganisasian Pembinaan Posyandu
a. Dasar pemikiran perorangan
b. Kedudukan Pokjanal Posyandu
c. Pembentukan Pokjanal Posyandu


R. Sistem 5 Meja
1. Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
2. Meja II
Penimbangan balita dan ibu hamil
3. Meja III
Pengisian KMS
4. Meja IV
a. Diketahui berat badan anak naik atau turun, ibu hamil dengan resiko tinggi dan PUS yang belum mengikuti KB.
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT(Pemberian Makanan Tambahan), oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan dan kondom.
S : Semua balita diwilayah kerja posyandu
K : Semua bayi yang memiliki KMS
D : Balita yang ditimbang
N : Balita yang naik berat badannya.

d. Keberhasilan posyandu berdasarkan :
i. D/S : Baik atau kurang peran serta masyarakat
ii. N/D : Berhasil tidaknya program posyandu
5. Meja V
a. Pemberian imunisasi
b. Pemeriksaan kehamilan (KIA)
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan olehh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.

S. Imunisasi dan Kontrasepsi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu yang dapat menjadi pencegah terserangnya suatu penyakit. Imunisasi dilakukan sebagai salah satu usaha pemerintah dalam bidang kesehatan agar tercipta masyarakat yang sehat dan usaha ini termasuk dalam upaya promosi kesehatan (Health Promotion).
Tujuan pemberian imuniosasi adalah:
1. Mencegah infeksi penyakit tertentu.
2. Apabila terserang penyakit akan memperlambat serangan penyakit dan penyakit tidak terlalu parah.
3. Menjadi kekebalan tubuh dalam menghadapi serangan penyakit tertentu.
4. Menjaga kondisi badan agar selalu terlindungi akibat vaksin imunisasi daklam tubuh.



Batasan anak mendapat imunisasi adalah:
i. Umur 0-7 hari : HB UNIJECT
ii. Umur 0-1 bulan : BCG dan Polio I
iii. Umur 2 bulan : DPT I, Hepatitis BI dan Polio 2
iv. Umur 3 bulan : DPT 2, Hepatitis 2 dan Polio 3
v. Umur 4 bulan : DPT 3, Hepatitis 3 dan Polio 4
vi. Umur 9 bulan : Imunisasi campak




Macam-macam Vaksin adalah :
1. Vaksin BCG
Imunisasi BCG bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi dan balita yang terdapat penyakit TBC paru-paru. Imunisasi BCG tidak memiliki efek setelah pemberian imunisasi tersebut.
2. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT bertujuan memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap pnyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus.
3. Vaksin Polio
Imunisasi Polio memnerikan kekebalan pada bayi dan balita agar terhindar dari penyakit kelumpuhan atau Poliomielitis.
4. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis b atau penyakit kuning.

5. Vaksin Campak
Imunisasi campak bertujuan untuk menmberikan kekebalan terhadap penyakit campak. Pemberian imunisasi ini denagn cara subkutan atau denagn cara intramusculer.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian imunisasi adalah:
1. Imunisasi idiberikan pada bayi dan balita yang sehat.
2. Pada bayi dan balita yang sakit tidak boleh diberikan, seperti :
a. Sakit keras
b. Dalam masa tunas atau perkembangan suatu penyakit
c. Kekurangan dan penurunan daya tahan tubuh.
Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan balita setelah imunisasi adalah terjadi reaksi lokal. Biasanya terjadi pada lokasi penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan yang disertai demam, agak sakit. Panas akan sembuh dan berarti kekebalan sudah dimiliki oleh anak.
1. KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ahli kandunagn. Efektif bila ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misal karena faktor usia.

2. KONTRASEPSI TEKNIK
a. Coitus interruptus ( senggama terputus) : ejakulasi dilakukan diluar vagina. Efektivitasnya 75-80 %. Faktor kegagalan apabila ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme terlambat menarik penis keluar.
b. Sistem kalender (pantang berkala) : tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertianantara suami-istri karena sperma dan sel telur mampu bertahan hidup sampai dengan 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80 %. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
c. Prolonged lactation atau menyusui : selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis anda tidak hamil.tapi begitu ibu hanya menyusui < 6 jam/ hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.


3. KONTRASEPSI MEKANIK
a. Kondom : efektivitas 75 – 80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir/ barier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak terpasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini adalah:

i. Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain.
ii. Membutuhkan waktu untuk pemasangan.
iii. Mengurangi sensasi seksual.
b. Spermatisida : bahan kimia aktif yangmembunuh sperma, berbentuk cairan , krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitas 70 %. Namun teknik ini dapat menimbulkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermayang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu , < 6 jamsetelah senggama.
c. Vagina diafragma : lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitas sangan kecil, sehingga penggunaannya bersama dengan spermatisida untuk mencapai 80 %. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama atau terlalu cepat luas (< 8 jam) setelah senggama.
d. IUD ( Intra Uterine Device) : terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan llogam, umumnya tembaga dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94 %. Kelemahannya menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, perdarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya.


4. KONTRASEPSI HORMONAL
Dengan fungsi mencegah kehamilan, kontrasepsi ini juga bisa untuk mengatasi ketidakseimbangan hor,mon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Beberapa faktor ynag berkaitan dalam semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
a. Kontraindikasi mutlak : sama sekali tidak boleh diberikan, kehamilan, gejala tromboemboli, kelainan pembulu darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
b. Kontraindikasi relatif : boleh diberikan namun dengan pengawasan intensif oleh dokter, penyakit kencing manis, hipertensi, perdarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blister, suntikan dan susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral hormonal.











BAB III
HASIL PARTISIPASI POSYANDU DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Lima 5 Posyandu
Berbagai kegiatan yang mendukung terlaksananya tujuan Indonesia Sehat 2010, kegiatan posyandu menjadi salah satu alternatif yang banyak diambil oleh masyarakat. Kegiatan posyandu dilakukan dengan bermacam-macam variasi. Namun setiap posyandu memiliki standar yang sama dalam menjalankan kegiatan posyandu. Salah satu contohnya kegiatan posyandu yang diadakan di daerah Bantul tahun 2009 dibawah ini.

PARTISIPASI KEGIATAN POSYANDU
Posyandu : Kencana Mulya
Dusun/ RW : Besole/ 18
Desa/ Kelurahan : Poncosari
Kecamatan : Srandakan
Kabupaten : Bantul
Propinsi : Yogyakarta
Tanggal pelaksanaan : 13 September 2009
Tempat : Rumah Kepala Dusun (Ibu Purwanti)
Ketua kader : Purwanti


Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu Kencana Mulya menggunakan sistem 5 meja, walaupun sistem tersebut belum terlaksana dengan sempurna karena terbatsnya tempat. Sistem 5 meja yang digunakan dalam posyandu Kencana Mulya adalah sebagai berikut:
1. Sistem 5 Meja
a. Meja I
i. Pendaftaran
Setiap peserta posyandu Kencana Mulya (bayi, balita, ibu hamil, pasangan usia subur) yang hadir dalam kegiatan posyandu Kencana Mulya harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu di meja I. pendaftaran ini dilayani oleh kader posyandu tersebut.
ii. Pencatatan
Setelah melakukan pengisian daftar hadir, peserta posyandu menyerahkan buku KMS kepada keder yang bertugas. Yang kemudian akan dipanggil oleh kader tersebut untuk mendapatkan pelayanan di posyandu tersebut.

b. Meja II
Penimbangan bayi dan balita: kegiatan penimbangan bayi dan balita ini dilakukan oleh kader yang bertugas di meja II. Dan dilakukan langsung setelah peserta hadir ke posyandu. Berbeda dengan teorinya, penim,bangan bayi dan balita dilakukan pada meja II. Penimbangan di posyandu Kencana Mulya dilakukan dengan dacin (timbangan gantung). Selain itu di posyandu ini dilakukan juga pengukuran tinggi badan pada balita dan panjang badan bagi bayi. Penimbangan ini menggunakan midlin (meteran). Pengukuran tinggi badan dilakukan setelah penimbangan selesai. Selain itu dilakukan pula pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita, yang dilakukan dengan midlin (meteran). Dan dilakukan langsung oleh kader pada meja II.

c. Meja III
Pengisian KMS: Pada meja III dilakukan pengisisan KMS (Kartu Menuju Sehat) oleh kader yang bertugas. Pengisian ini meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala yang telah dilakukan di posyandu.
d. Meja IV
Setelah itu ibu bayi dan balita duduk di meja IV bersama kader yang bertugas untuk melihat pertumbuhan bayi dan balita mereka, apakah mengalami kenaikan atau penurunan pada bulan tersebut. Dengan cara melihat grafik pertumbuhan dan perkembangan pada KMS. Di meja ini peserta (ibu ) mendapatkan kesimpulan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya, selain itu peserta (ibu) dapat melakukan konsultasi atau bertukar pikiran denagn kader. Kader juga memberikan penyuluhan tentang pernaikan gizi anak dan semua hal yang berkaitan dengan kesehatan bayi dan balita. Pasangan usia subur juga dap[at melakukan komsultasi pada kader yang bertugas tentang masalah kesehatannya, terutama masalah reproduksi.
Di posyandu Kencana mulya juga dialakukan pemberian vitamin A, vitamin C dan minyak ikan bagi bayi dan balit. Biasanya kegiatan pemberian vitamin A diberikan pada bulan Februari dan Agustus yang merupakan program tetap pemerintah. Nmaun pada anak yang kekurangan vitamin A juga dapat diberikan sesuai kebutuhan anak.
Pemberian tablet zat besi juga diberikan pada anak dan ibu hamil dengan arahan dari Puskesmas. Selain itu ibu –ibu juga diajari cara membuat oralit untuk pencegahan diare pada anak. Yang merupakan pertolongan pertama bila anak terserang diare.



e. Meja V
i. Pemberian imunisasi
Program pemberian Imunisasi untuk bulan September 2009 ini, bayi dan balita tidak ada yang dilakukan imunisasi. Hal ini dikarenakan tidak adanya bidan desa dan biasanya masyarakat di dusun Besole melakukan imunisasi langsung ke Puskesmas. Namun untuk program Imunisasi di Posyandu Kencana Mulya dilakukan saat ada kunjungan dari petugas Puskesnmas yang datang ke Posyandu. Biasanya dilakukan 3 bulan sekali, jadi bagi bayi dan balita yang ingin melakukan imunisasi langsung di posyandu harus saat petugas Puskesmas datang.
ii. Pemeriksaan kehamilan
Di Posyandu Kencana Mulya pada bulan September ini tidak ada, dikarenakan Ibu yang sedang hamil sedang di Rumah Sakit saat posyandu berlangsung untuk proses persalinan. Pada bulan itu ibu hamil jumlahnya 1 orang dan dalam masa persalinan.
iii. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
Untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan dilakukan 3 bulan sekali oleh petugas Puskesmas langsung.
iv. Pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan
Dan untuk pelayanan alat kontrasepsi dilakukan penyuluhan kontrasepsi oleh kader dan petugas Puskesmas langsung.





Selain mengetahui cakupan D/S, kita juga dapat mengetahui nilai N/S yaitu perbandingan jumlah bayi balita yang berta badannya naik dengan jumlah bayi baliata keseluruhan. Jumlah bayi balita yang berat badannya naik pada Posyandu Kencana Mulaya dari bulan lalu ada sebanyak 13 anak. Maka dapat dihitung cakupan N/S nya adalah:
N/S = Jumlah bayi balita yang BB naik x 100% = 13 x 100% = 39,9%
Jumlah bayi balita seluruhnya 33

2. Cakupan Imunisasi Wajib
Cakupan imunisasi adalah perbandingan jumlah bayi yang sudah di imunisasi dengan jumlah bayi seluruhnya. Pada Posyandu Kencana Mulya setiap 3 bulan sekali saat kunjungan Puskesmas dapat dilakukan imunisasi di Posyandu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas. Imunisasi untuk bayi berumur kurang dari satu tahun.jumlah bayi ada 4 anak.
Table cakupan Imunisasi di Posyandu Kencana Mulya
a) Cakupan imunisasi BCG
∑ bayi umur < 12 bulan yang imunisasi = 4 x 100% = 100%
∑ bayi < 12 bulan seluruhnya 4
b) Cakupan imunisasi DPT
∑ bayi umur 4-12 bulan yang imunisasi = 4 x 100% = 100%
∑ bayi umur 4-12 bulan seluruhnya 4
c) Cakupan imunisasi Polio
∑ bayi umur 4-12 bulan yang imunisasi = 4 x 100% = 100%
∑ bayi umur 4-12 bulan seluruhnya 4

d) Cakupan imunisasi Hepatitis
∑ bayi umur 4-12 bulan yang imunisasi = 4 x 100% = 100%
∑ bayi umur 4-12 bulan seluruhnya 4
e) Cakupan imunisasi Campak
∑ bayi umur 9-12 bulan yang imunisasi = 2 x 100% = 50%
∑ bayi umur 9-12 bulan seluruhnya 4

JENIS IMUNISASI
BCG DPT
( I/ II/ III ) Polio
(I – IV) Hepatitis B
( I/ II/ III ) Campak
Ket.
3 bayi =
100% 3 bayi =
100% 3 anak =
100% 3 anak =
100% 2 anak =
50% Data diambil dari KMS bayi balita. Jumlah bayi ada 4 anak. Bayi berumur kurang dari 12 bulan

Cakupan imunisasi : ∑ jumlah imunisasi yang dilakukan
Jumlah imunisasi
= 100%+100%+100%+100%+50% = 90%
5

29

3. Cakupan KI
Cakupan KI adalah perbandinagn jumlah ibu hamil TM I yang datang ke posyandu untuk memeriksakan kehamilannya dengan jumlah ibu hamil keseluruhan. Pada pelaksanaan posyandu bulan September 2009 tidak ada ibu hamil di dusun Besole atau di wilayah posyandu tersebut. Biasanya untuk pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh petugas puskesmas langsung yang datang ke posyandu Kencana Mulya. Pemeriksaan kehamilan biasanya meliputi pemeriksaan tekanan darah, penimbangan, pemeriksaan fisik, leopold, pemberian tablet tambah darah dan penyampaian hasil pemeriksaan.

4. Cakupan KB efektif
Cakupan KB efektif adalah perbandinagn antara jumlah wanita yang menggunakan alat kontrasepsi secara ruti dengan jumlah wanita yang hadir seluruhnya. Dalam program Posyandu Kencana Mulya, pelayanan KB merupakan salahsatu agenda. Namun dalam prakteknya belum ada ibu atau wanita yang datang ke Posyandu untuk melakukan pelayanan KB.

5. Penambahan Program
a. Pemeriksaan jentik berkala
Pemeriksaan jentik berkala di dusun Besole, Poncosari, Srandakan pada Posyandu Kencana Mulya dilakukan secara berkala. Pemeriksan jentik berkala ini dilakukan setiap bulan sekali dengan pantauan dari Puskesmas. Para kader akan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan RT yang ada. Jadi dalam satu RT diampu oleh 2 kader yang akan memeriksa setiap rumah apakah ada jentik nyamuk pada rumah warga. Selain itu pemeriksaan jentik nyamuk tidak hanya pada rmah-rumah warga, tetapi pada selokan dan genangan air di wilayah Posyandu Kencana Mulya.

b. Pemberantasan penyakit menular
Untuk program tersebut Posyandu Kencana Mulya menerapan agar masyarakat di wilayah posyandu tersebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemberian imunisasi dan menjaga lingkungan sekitar masyarakat, istirahat yang cukup dan pemantauan bagi masyarakat yang sedang terserang penyakit tersebut.
c. Pengobatan tradisional
Pengobatan alternatif di Posyandu Kencana Mulya dilakukan dengan mengumpulkan ibu-ibu di dusun Besole, Poncosari, Srandakan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengolahan obat-obat tradisional, sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam penanganan penyakit tertentu untuk pertolongan pertama pada penyakit tertentu.
d. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )
Dalam rangka membudayakan hidup sehat, Posyandu Kencana Mulya mengadakan kerja bakti setiap bulannya satu kali. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat di wilayah posyandu tersebut. Untuk bapak-bapak melakukan bersih-bersih di jalan, sungai dan fasilitas umum lainnya, sedangkan untuk ibu-ibu melakukan bersih-bersih di sekitar rumah masing-masing dan menyediakan makanan bagi bapak-bapak.
6. Dana sehat
Dana sehat di Posyandu Kencana Mulya dilakukan oleh seluruh anggota posyandu dengan membayar iuran setiap dilakukan Posyandu dengan membayar uang sebesar 5 ribu rupiah setiap bulannya. Selain itu sumbangan di dapat pula dari sumbangan sukarela. Dana sehat diberikan bagi masyarakat yang membutuhkan dan sedang dalam perawatan karena sakit. Jumlah keluarga yang sudah menerima dana sehat ada 35 KK dari 69 KK. Jadi dana sehat mencapai 53%

B. Telaah Kemandirian Posyandu
Hasil dari pengamatan dan partisipasi di Posyandu Kencana Mulya dusun Besole, Poncosari, Srandakan, Bantul, Yogyakarta pada 13 September 2009
NO INDIKATOR P. PURNAMA
1 Frekuensi Penimbangan > 8x / tahun
2 Jumlah kader yang bertugas pada hari H >5orang /bulan
3 Cakupan D/S >50%
4 Cakupan Imunisasi >50%
5 Cakupan KI <50%
6 Cakupan KB efektif <50%
7 Penambahan program: PJB, P2M,dll +
8 Dana sehat > 50%

Selain dari indikator tersebut, posyandu Kencana Mulya juga melaksanakan kegiatan rutin lainnya, diantaranya:
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi bayi balita dan lansia saat dilakukan posyandu. Makanan yang diberikan seperti bubur, buah, makanan lunak (agar-agar). Kegiatan ini dilakukan setelah posyandu selesai.
2. Adanya mainan sederhana di posyandu, hal ini bertujuan untuk meningkatka motorik anak agar perkembangan otaknya dapat maksimal dan pertumbuhan anak dapat lancar.
3. Adanya pelatihan pembuatan susu kedelai untuk ibu-ibu agar kebutuhan asupan kalsium anak dapat terpenuhi.




NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Meja I ada
2 Meja II ada
3 Meja III ada
4 Meja IV ada
5 Meja V ada
6 Frekuensi Penimbangan selama 1 tahun terakhir 12
7 Jumlah kader yang bertugas di hari H 6
8 Cakupan D/S 90,9%
9 Cakupan Imunisasi 90%
10 Cakupan KI 0%
11 Cakupan KB efektif 0%
12 Penambahan Program
a. Pemeriksaan Jentik berkala
b. Pemberantasan Penyakit Menular
c. Pengobatan Tradisional
d. PHBS
+
13 Dana sehat 53%

C. Lain-lain sesuai dengan Kondisi Posyandu
1. Posyandu Lansia
Posyandu lansia dilakukan setiap bulan pada tanggal 13 setiap bulannya. Kegiatan posyandu lansia dilakukan setelah posyandu bayi dan balita selesai. Peserta posyandu lansia ada 35 orang . dan pada September 2009 yang hadir sebanyak 23 orang. Pada posyandu lansia juga dilakukan pelayanan-pelayanan seperti:


i. Penimbangan berat badan
Penimbangan berat badan pada lansia dilakukan dengan menggunakan timbangan pijak dan dilakukan pencatatan oleh kader. Untuk lansia KMS (Kartu Menuju Sehat) disimpan oleh kader. Dikarenakan untuk menghindari kehilangan.
ii. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh kader langsung.
iii. Pelayanan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
Lansia mendapat makanan tambahan dari posyandu, seperti bubur dan buah.
2. Arisan Posyandu
Arisan posyandu digunakan untuk memberikan semangat untuk ibu-ibu agar datang ke Posyandu. Untuk ibu yang mendapat arisan posyandu akan mendapatkan barang-barang keperluan bayi dan balita, bukan berupa uang. Sehingga uang arisan tidak dibelanjakan barang-barang lain.
3. Pusat Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
Untuk program ini merupakan program puskesmas, agar masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam pengembangan keluarga dimasyarakat di Posyandu Kencana Mulya. Dalam program ini, masyarakat diajarkan berbagai kegiatan, seperti : pengembangan kesehatan masyarakat, adanya pemberdayaan ibu-ibu untuk melatih dalam pembuatan makanan tambahan yang bergizi.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Posyandu (Pusat Pelayanan Terpadu) adalah wahana kegiatan masyarakatantara keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa yang melaksanakan lima program prioritas yaitu KB, Gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare. Posyandu juga suatu forum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
Posyandu Kencana Mulya termasuk Posyandu Purnama, hal ini dikarenakan Posyandu Kencana Mulya memiliki kegiatan Posyandu sebulan sekali, jumlah kader pada hari posyandu 6 orang, dan cakupan D/ S sebanyak 90,9%,dll.
Kegiatan yang dilakukan posyandu Kencana Mulya banyak melibatkan masyarakat secara langsung seperti:
1. Pemberian makanan tambahan
2. Penyuluhan kesehatan
3. Pemeriksaan jentik nyamuk
4. Pelayanan KB
5. Posyandu Lansia,dll.
Standar minimal dari posyandu adalah Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita yang terdiri dari 120 kepala keluarga. Sedangkan posyandu yang ideal melayani 100 balita/700 kepala keluarga.
Jumlah masyarakat Besole yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu semakin besar, ini terbukti dari jumlah keseluruhan bayi dan balita sebanyak 33 anak, datang 30 anak atau sekitar 90,9%.

B. SARAN
Peningkatan kinerja kader dalam mengajak masyarakat akan pentingnya datang ke Posyandu sangatlah penting dan peningkatan mutu dari posyandu sendiri sangat diperlukan. Tenaga kesehatan harus selalu memantau kesehatan masyarakat agar tercipta target Indonesia Sehat 2010. Selain itu, penyuluhan akan posyandu harus digalakkan dan diperkenalkan kepada masyarakat sejak dini, sehingga msyarakat paham akan pentingnya kesehatan dan mengetahui pelayanan-pelayanan yang ada di posyandu.
Kerjasama dengan pemerintah sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan yang dibnerikan di posyandu kepada masyarakat.














DAFTAR PUSTAKA

Bari, Syaifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: yayasan Bina Sarwono Prawiroharjo.
DepKes. 2006. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta: DepKes
Hidayat, Alimatul Hidayat. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Ranuh,dkk. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Dokter Anak Indonesia.
www.infoibu.com














LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar Pengunjung Posyandu




















2. Dokumen Kegiatan





















3. Lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar